Berdasarkan
mandat yang diberikan PBB kepada FPU terutama poin 3 (tiga) yang berbunyi: “
Untuk mencegah serangan dan ancaman terhadap warga sipil yang berada dalam
bahaya kekerasan fisik, bekerja sama dengan unit-unit militer hybrid dan
lembaga-lembaga kemanusiaan dalam penyediaan keamanan dan perlindungan kamp
pengungsi yang mengancam desa-desa dan rute migrasi di Darfur ”, dan poin 5 ( lima ) yang berbunyi: “
Melakukan tugas pengawalan untuk VIP, Pejabat Tinggi dan Delegasi “, maka
personel Satuan Tugas FPU ( Formed Police Unit ) Indonesia VI
melaksanakan latihan menembak dan melempar granat selama tiga hari dari tanggal
20 April sampai dengan tanggal 22 April 2014.
Latihan
menembak dan melempar granat ini dapat dilaksanakan berkat kerjasama antara
Satgas FPU Indonesia VI dengan Komandan Sektor Utara UNAMID dan Government of
Sudan (GoS) Police serta Army.
Oleh
karena suara tembakan dan ledakan dapat menimbulkan keresahan dan rasa trauma bagi
masyarakat Darfur, maka dari pihak UNAMID memilihkan tempat latihan di Fashir
Mountain daerah Derwar yang terletak sekitar 18 Km dari kota El Fasher Darfur
berupa lahan kosong yang dikelilingi tebing.
Mengingat
banyaknya jatuh korban baik dari FPU, Peace Keeping Force maupun dari staf UN
akibat adanya penyergapan secara mendadak atau ambush dari movement, sebagai
contoh adalah penyerangan terhadap RSA
(Republic Of South Africa) di jalan SINDI-MELLIT, 50 km dari kota El-Fasher
pada tanggal 8 Pebruari 2014 yang mengakibatkan terampasnya senjata sebanyak 48
pucuk dan 3 kendaraan Land Cruiser serta kejadian penyerangan markas PBB di
Sudan Selatan pada tanggal 18 April 2014 yang mengakibatkan tewasnya lebih dari
20 orang warga sipil dan 70 orang terluka, maka latihan ini tetap harus
dilaksanakan walaupun sebenarnya latihan kemampuan ini tidak memungkinkan untuk
dilakukan karena cuaca panas yang
ekstrim mencapai 48 derajat celcius dan medan latihan yang dikelililingi tebing
dan bebatuan,lokasi yang jauh dari kota El Fasher sehingga tidak terjangkau
oleh sarana komunikasi serta rawan akan adanya ambush dari movement. Bahkan kontingen Mesir hanya mengadakan
latihan selama 30 menit dari waktu 3 hari yang diberikan oleh UNAMID karena
situasi yang mereka anggap berbahaya bagi pasukannya. Sementara kontingen FPU Indonesia VI dapat
menyelesaikan latihan secara maksimal dengan mengabaikan risiko yg
ada.
Kontingen
FPU Indonesia VI sendiri, melihat bahwa latihan menembak dan melempar granat
ini merupakan sebuah tantangan dan kesempatan yang harus dimanfaatkan sebaik
mungkin. Hal ini dikarenakan sebelumnya tidak ada satu kontingen pun baik militer
(Peacekeeping Force) maupun kepolisian (FPU) yang diperkenankan atau pernah
latihan menembak dan melempar granat sejak keberadaan UNAMID di Sudan.
“Latihan ini terasa istimewa karena
semenjak penugasan pertama baik FPU maupun militer dari semua negara kontingen,
baru kali inilah UNAMID memperkenankan adanya latihan menembak di daerah
penugasan apalagi sampai melempar granat. Rintangan yang ada dalam berlatih
kami jadikan tantangan yang harus dihadapi demi membawa nama Indonesia di dunia
internasional. Mudah-mudahan hal ini
menjadi awal yang baik dan dapat dilanjutkan oleh kontingen berikutnya. ” ujar Kasatgas
FPU Indonesia VI AKBP Bambang Widjanarko Baiin SIK. M.Si.
Kasatgas
melanjutkan, “ Kami berharap raihan prestasi yang kami capai dan berhasilnya
kami dalam mengatasi rintangan dalam berlatih dan bertugas, serta adanya statement dari personel dan pejabat UN yang menyatakan FPU Indonesia adalah salah satu
FPU yg terbaik di dunia dapat menjadi
kado ulang tahun pada peringatan HUT Bhayangkara yang ke-68 tanggal 1 Juli 2014.
Dirgahayu Polri semoga tetap jaya.”
Penulis, Kompol Indra Yanitra
0 komentar:
Posting Komentar